CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART6, Hasrat-Bispak48 "Aaah…", saya menjerit seram sewaktu tau-tau badanku terangkut, nyatanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, serta ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya kian tidak punya daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Berbudiin yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di samping kananku, dan ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan serta kirinya, saya telah tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menerpaku sewaktu saya memahami badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, ditambah lagi dalam status semacam ini mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar hingga sampai ke arah tempat jemuran pakaian.

Namun yang amat membuatku kuatir ialah kepala Wawan yang berada di ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang benar muka Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, sangatlah dekat. Suatu jilatan yang sedang dilakukan Wawan mengawali pembantaian kepada diriku, serta saya menggelinjang kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, namun saya mesti melenguh waktu Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpasang di hadapannya, serta badanku melafalkanng top tidak dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan keasyikan yang kualami, pak Berbudiin dan Suwito memperbanyak pengidapanku. Mereka membeberkan bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang berada pada hadapan mereka. Saya mulai tidak mampu terima semuanya rangsangan ini, badanku menggelinjang dan mengartikulasikanng tanpa dapat kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengerang dan meminta.

Tidak ada jawaban pada mereka atau tanda-tanda mereka pengin dengarkan permintaanku. Mereka bertiga terus merayu ke-2  puting payudaraku, pula bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai menderita dalam kesenangan ini, hasratku udah naik gak karuan, serta rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta serta merengek-rengek pada lenguhan serta rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART6

Namun memanglah salahku pula sich, terlihat marah tiga pejantan ini terlampau besar sehabis saya berkali kali merayu dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka benar-benar gak mengindahkan permintaanku dan dengan kejam mereka selalu menyiksaku.

Saya tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk serta meliuk, kepalaku sampai terdongak karena enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Lantaran status badanku yang semacam ini, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tau-tau mereka bertiga bersama-sama menyudahi tindakan mereka, tetapi mereka membebaskan badanku terus melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mendesah perlahan-lahan, dalam hati saya berasa sedih karena nikmat yang menimpaku ini jadi redup waktu mereka stop demikian saja sebagai berikut.

Tetapi saya cuman diam, saya tidak pengen berucap apa apa, mengharap maupun lakukan perbuatan apa saja, kendati pun diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan nafsu masih yang menerpa badanku.

"Non Eliza pengen turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menghindari bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku betul-betul tidak berfaedah. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku selalu berada di hadapan paras Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Selalu apa tanggung-jawab non baru saja udah membikin kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lalu menyeruput puting payudaraku yang berada pada hadapannya sampai saya menggeliang serta melafalkanng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok justru saya yang diperintah tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang emosi??", dari meminta sekarang saya jadi protes dengan jengkel sekalian mencegah hasratku saat Wawan serta Suwito repot menggempur wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito hentikan gempuran mereka, serta mereka sama sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, tetapi saya gak dapat melakukan hal apa saja saat lagi badanku masih melayang-layang seperti berikut dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tidak ingin tahu, intinya non Eliza harus tanggung-jawab. Lagian non Eliza telah membuat kita kita ngaceng berkali kali tanpa ada hasil sejak mulai pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kesenangan karena siksaan Wawan ini dan pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya mau meronta, saya ingin meminta biar mereka melepaskanku ini hari saja, sebab saya tidak pengin pada situasi lemas saat terima telpon Andy malam nanti. Saya pengin nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tanpa siksaan rasa pegal maupun mengantuk gara-gara kecapekan.

Tetapi tidak beberapa lama kemudian saya sudah tidak bisa kembali berpikiran tenang. Saya mengesah rintih kenikmatan sewaktu ke-2  pergelangan tanganku dicekam oleh pak Berbudiin dan Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai buat meraba serta membelai perutku, sedang mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sesadis ini. Seluruhnya kesan kesenangan yang kurasakan ini terlampau dahsyat serta merisaukan pikiranku.

Selanjutnya saya memutuskan nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, serta saya cuman dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat buat terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku mengartikulasikanng berulang-kali, pinggangku meliuk serta meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak dapat kutahan kembali, saya harus berserah alami orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi dan menggelinjang istimewa melepas luapan liar ini, dan sekali ini tidaklah ada satu juga pada mereka yang pengin mengampuniku kendati saya meminta seperti apa saja.

Bahkan juga sekali ini mereka kian memperhebat siksaan mereka padaku. Saya rasakan lidah Wawan menyerang masuk isi lubang vaginaku, dan itu tetap ditambah lagi bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", suatu cucupan yang sangat kuat oleh Wawan pada bibir vaginaku membuatku menjerit kesenangan.

Rasanya tiap lanjutan tulang di semuanya badanku lepas saat saya mesti menyebutng bagus gara-gara tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, mengakibatkan lututku telah tak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Berbudiin serta Suwito tidak lepas walaupun saya menggeliang seperti apa saja. Mereka menutup ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak jemu mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terhambat semacam ini, saya berasa tidak punya daya sampai utk sekedar lepaskan pergolakan orgasmeku. Tetapi diam diam saya jadi benar-benar suka ditangani seperti berikut oleh mereka, serta saya begitu nikmati ketidak punya dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta dan merengek-rengek dari mereka dengan napas yang terengah.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi saat jawaban yang kuterima merupakan pagutan Wawan pada bibir vaginaku.

Tetapi cuma tidak lama saja, Wawan udah menyudahi pagutannya. Serta dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang masih tetap melingkar di leher pak Berbudiin dan Suwito, dan ke-2  pergelangan tanganku yang masih terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART6

Saya lihat Wawan ketujuan pintu yang membataskan sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu pada bagian luarnya.

Seterusnya Wawan tutup dan menggembok pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari melihatku dengan senyuman penuh olokan, seakan akan berkata kalaupun sekali ini saya tidak mungkin berhasil lolos.

Tiba-tiba saya terkaget lantaran saya sadari sebuah perihal. Bukan bab saya telah tidak kemungkinan dapat larikan diri, lantaran saya udah memahami jikalau saya usaha lari ke bawah, selanjutnya di bawah kelak saya harus terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah dan akan lekas ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka memutuskan tempat jemuran pakaian ini untuk tempat sebagai menghajar diriku? Di lokasi yang sangatlah terbuka ini, bagaimana kalaupun kelak rintihan serta lenguhanku hingga kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana bila kami hingga kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa ada berencana menyaksikan mengarah rumahku?

"Wan… gak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Agar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut jika di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak dapat lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya bila begitu non tidak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan semaunya, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian memasangkan paras cemberut, namun tak lama setelahnya badanku menyebutng di saat ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Bijaksanain dan Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengerang serta mengulet, di antara kesenangan dan kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan selalu merapat, serta saat ini penglihatanku berpindah menuju di penis Wawan itu telah tegak mengacungkan itu, yang siap buat mengeduk serta menggagahi lubang vaginaku.

Sewaktu Wawan udah membungkuk di hadapanku dan ke-2  pahaku yang kurapatkan mulai sejak barusan ini dikendurkan olehnya, saya menggigit bibir dan pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan kasar dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mendesah lambat saat kurasakan bibirku ini di cium halus, dan saya masih pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Bikin jantungku berdetak cepat.

"Mmmhh…", saya kembali mengerang waktu kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Ditambah lagi dengan remasan remasan halus pada ke-2  payudaraku oleh pak Bijaksanain serta Suwito,  kecupan mesra Wawan yang saat ini udah berganti menjadi  pagutan penuh hasrat di bibirku, semuanya membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku terasanya lemas. Kalaupun saat ini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan dan kiriku ini, ke-2  kakiku ini pastinya gak sanggup menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba menghentikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengundang rasa nyeri di lubang vaginaku.

Saat itu saya terus mengerang terhambat saat bibirku terus dipagut Wawan sesuai ini, serta napasku mulai habis. Saya kian teraniaya dalam keasyikan ini. Saya tidak bisa meronta, badanku rasanya terlampau lemas, tenagaku amblas entahlah ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia ketahui kodeku bila saya telah mulai menanggung derita lantaran kekurangan napas. Tetapi Wawan jadi memperbanyak siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama-sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART6

Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menghirup dan menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya telah tidak dapat bernafas kembali karena pergolakan birahi yang menerpa diriku ini semacam menyumpal dadaku.

"Oooh…", saya mengeluhkan lega sewaktu pada akhirnya Wawan membebaskan pagutannya selesai bahagia mencucup seluruh air ludah dalam mulutku ini.

Napasku tersengal gak karuan seusai barusan saya cukuplah lama kekurangan napas. Saya usaha atur napasku ini, tetapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini membuat napasku kembali mengincar.

Dan sewaktu pak Bijaksanain meremas kuat payudara kiriku, dan menyeruput puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kenikmatan nikmati semuanya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali menyambat di saat Wawan dengan sesenang hati mengambil jemari tangannya yang sejak mulai barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… masukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak mau jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya mau meminta pada Wawan biar dia pengin masukkan jemari tangannya kembali, atau justru masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Namun saya masih lumayan sadar buat mengontrol harga diriku selaku nona majikan mereka. Karenanya saya terpaksa sekali diam serta pejamkan mataku, sembari mengharapkan mudah-mudahan Wawan selekasnya memikat lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh lambat sewaktu rasakan suatu yang tebal, hangat serta basah mendesak bibir vaginaku.

Saya membuka lagi mataku. Nyatanya saat ini Wawan lagi berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih mau memainkanku, menganiaya diriku yang telah terbenam dalam luapan birahiku ini.

Seterusnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengesah kenikmatan, badanku kembali menggeliat, kurasakan cairan cintaku kembali menetes.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Serta kesan yang menakjubkan menimpa diriku saat tau-tau Suwito mencengkeram serta memagut bibirku, dan pak Bijaksanain yang masih menyusu pada puting kiri payudaraku, sekarang  meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja karena dibiarkan oleh Suwito yang sekarang repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mengesah nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang tengah dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuma dapat mengguman gak terang sebab bibirku yang tetap dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya ini belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu memikat lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas serta ke bawah, bikin mataku terbeliak, badanku menyebutng dan mengartikulasikanng.

Saya sudah tentu menjerit kesenangan jika bibirku tengah tidak dilumat oleh Suwito sebagai berikut.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mendesah panjang dan badanku tersentak sekian kali menyertai orgasme dahsyat yang menerpa badanku.

Otot perutku mengartikulasikanng sampai terasanya bakal kram, datangkan rasa nikmat antara merasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya masih ditambah lagi dengan rasa nyeri yang tambah jadi di lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak. Namun dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu gak lepas meski saya mengulet seperti apa saja. Dan seluruh cairan cintaku yang tetap meluluh itu dicucup dan diseruput Wawan hingga sampai habis.

"Mmmhk…", saya mengerang kurang kuat, pasrah.

Tidaklah ada yang dapat kulakukan selainnya menggelepar, meronta, mendesah terhambat. Tapi gelombang orgasme yang menderaku ini betul-betul tidak berhenti, sebab Wawan selalu mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sedang Suwito tidak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Berbudiin masih semangat memagut puting kanan payudaraku.

Mereka terus menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART6

Selesai sesaat disiksa seperti berikut oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya udah lemas serta cuman dapat pasrah terima seluruhnya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa gak punya daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas saat Suwito melepas pagutannya, serta saya masih tetap melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, meningkatkan semua kesan nikmat yang telah dari sejak barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengerang dan menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang sudah dilakukan Suwito kini demikian mesra, membuatku kian kebingungan serta gak tahu harus melakukan hal apa. Jantungku berdetak kuat, sedang orgasmeku sekali-kali tak berkurang.

"Telah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tetapi saya kembali mengerang di saat tau-tau kurasakan suatu yang hangat pada leherku.

Saya tidak lagi rasakan kuluman di puting kanan payudaraku, memiliki arti sudah dipastikan pak Berbudiin yang mengubah gempurannya pada leherku ini.

"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian pada diriku ini.

Tetapi mereka mana pengin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya selalu menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang tersengal.

Tetapi lidah yang nakal itu masih juga main dalam lubang vaginaku, menyerang dan mengeduk tanpa ada ampun. Daun telinga kiriku selalu dilumat secara lembut, lalu jilatan dan ciuman di leherku ini… pula semuanya rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah pada sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak mampu terima siksaan orgasme buat orgasme yang tetap menderaku mulai sejak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama