CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART3, Hasrat-Bispak48 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang tentu belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi memanglah menyediakan kantung plastik itu buat menaruh celana dalamnya yang dia mengetahui akan dikotori sang cebol seperti saat sebelum awalnya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali jika burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.

Ujaran Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, persoalan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah terbendung sewaktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari tukasnya ingin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam selalu tekan nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan permainkan lidahku di penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah dan mengaduh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya lagi usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadangkala saya memandang nakal di Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku bakal usai bisa lebih cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat bercakap, cuman dapat mengguman gak terang sewaktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tidak ada siapa siapa kembali di saat saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap dengan terang.

Telat, Pandu telah menguak rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah tunggu hukuman yang bisa diberi Dedi jika dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… aku dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua murid biadab ini bakal lekas melumatku dalam gudang ini, namun yang sangat kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Selayaknya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu untukku buat memikir atau berleha leha. Tau-tau badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Setelah itu dengan rangking ke-2 kakiku yang selalu begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat capai pucuk dan kedepan dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi usai nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, pas pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya gak berani menjawab, tidak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya tidak pengin kelak rekan temanku terpenting Jenny jadi menanyakan bertanya jika kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuman dapat pasrah dan lagi mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terhenti sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengakibatkan kesan yang aneh sewaktu saya mengerti celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah serta terus mendesah terbendung, tetapi saya tidak lupa jika saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mendesah serta meronta kesakitan waktu saya merasai pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sindir Dedi sewaktu saya melihat ke belakang untuk lihat apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat menyudahi semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi nyata-nyata mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini semakin jadi siap.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, tidak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, dan Pandu lekas memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah terbendung, namun sekarang ini saya gak punya alternatif lainnya, saya mesti menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, saat ini melekat dan mendorong bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng sekejap saat penis Dedi memotong lubang vaginaku serta lagi melesak masuk. Saya pejamkan mata mengendalikan sakit, dan seterusnya saya terus usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat lagi Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian pada dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh terhenti, dan saya mulai tidak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Menyebabkan saya harus kian menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung membatasi mual gara-gara berbau apek yang mengenai hidungku, pula saya mesti menghentikan merasa sakit berbaur nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharap pasienanku ini selekasnya usai. Saya pun mengharapkan busana seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku seusai saya usai disetubuhi oleh dua begundal ini. Sehabis saya kumpulkan semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia ingin melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia tidak dapat membatasi kepuasan service oralku.

Namun saya tidak pengin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semua cairan dalam mulutku ini, tetapi saya gak pengen Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya udah sukses. Saya sangat dongkol kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan langkah yang serupa untuk menumpahkan kejengkelanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis dalam mulutku ini biarpun penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum juga tuntas dengannya.

Saya selalu mengisap serta mengisap penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, dan waktu saya melepas tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergeletak sesudah saya dan banyak doiku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menikamkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya akan meletus saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi tuntas menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti tidak percaya dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking emosinya.

Situasi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir mengendalikan tangis. Saya sangat sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya harus beres-beres diriku dalam toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di seputar pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil dan kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa gak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berubah telah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menuju kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tak dapat datang dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tidak mau terkena malapetaka untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas kembali tuju ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya sesudah sakit di perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan takut.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya telah tambah enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur agar Jenny stop merisaukanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan belas kasih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit tidak sedap lantaran saya harus tidak jujur pada Jenny yang demikian melihat dan mencintaiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengusikku, meski saya tahu ini merupakan yang terpilih, dibanding ada yang dengarkan penuturan kami saat saya mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi padaku pada saat saya berada di toilet, ataupun lebih benarnya di gudang barusan.

Tetapi selang beberapa saat Jenny udah kembali repot merayu serta menghinaku bab Andy. Ditambah lagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mendidik di kelas kami tidak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah merayuku, serta saya telah hilang akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat saya tidak tahu harus melakukan hal apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih lagi dijalankan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada pemikiran Andy kini? Apa dia pikirkanku? Tiba-tiba saya udah terasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali sayang deh… hingga sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindar.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengen katakan apa ya… saya pengen ngomong, jika Eliza tidak sukai dengan dia", Jenny menjawab dengan jenis cuek bebek sekalian mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah betul-betul barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh getho dong… aku…", saya mulai was-was kalaupun kalau Jenny bersungguh-sungguh lewat kata ucapnya, dan saya dan lagi merengek-rengek.

"Jika getho kamu tidak boleh menghindar selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat berujar apa apalagi dan parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuma dapat tersenyum malu sekalian menata semuanya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas saat Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana meratap waktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin hingga kapan sich baru bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan kuatir.

"Maka itu gak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA CANTIK PART3

Saya menyaksikan ke seputarku, rupanya betul-betul kelasku ini telah kosong kecuali kami bertiga. Tetapi tetap saya cemas bila ada yang dengar kata-kata mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya gak pengin Andy dengar isu yang tak tidak, saya tidak pengin hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen untuk pisah pada mereka, biar saya gak tak henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, bertepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.

Saya sudah tidak miliki argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi waktu saya menyaksikan sang cebol. Saya terkenang tingkah laku bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami serta minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama